Webinar Madina Care – Madina Care Institute selenggarakan Webinar terkait insiden SMGP dengan Tema “SMGP Dilematis Antara Investasi dan Keselamatan” yang menghadirkan Ditjen EBTKE, Komisi VII DPR-RI, JATAM dan Tokoh Masyarakat Mandailing Natal pada Kamis (06/10).
Dalam paparannya Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Melky Nahar menyoroti narasi-narasi yang menyebutkan bahwa Panas Bumi (Geothermal) sebagai Energi Baru Terbarukan. Menurut Melky Ekstraksi Panas Bumi justru bisa menimbulkan bencana industri yang terus mengancam nyawa manusia seperti yang sudah beberapa kali terjadi di SMGP.
“Emisi fluida (gas dan atau cairan panas bumi), itu salah satu bagian penting dari risiko proyek ekstraksi panas bumi. Beberapa contoh di Indonesia, selain kasus PT SMGP itu, adalah kasus ledakan dan semburan gas di proyek PLTP ljen yang juga makan korban, dan semburan cairan panas bumi di proyek Rimbo Panti, yang kemudian digelontor langsung ke wilayah suakaalam Rimbo Panti, Pasaman, Sumatera Barat” Ungkap Melky.
Lebih lanjut, Melky Nahar memaparkan ekstraksi panas bumi seperti yang sudah terjadi di Dieng justru mempengaruhi hasil pertanian warga.
” Dampak ekstraksi panas bumi ini juga merugikan bagi petani , contoh yang sudah terjadi semburan gas dari sumur bor GeoDipa di kavling ekstraksi panas bumi Dieng juga telah berakibat langsung pada kehidupan dan nafkah tani warga. Tahap lanjutan proyek nekad diteruskan sementara sumur-sumur warga-negara di situ tercemar.” Terang Pria yang merupakan Koordinator Nasional JATAM ini.
Lebih lanjut Melky memaparkan dampak yang terjadi pada tubuh manusia apabila terpapar gas H2S”
“Bukan hanya di Madina. Di Flores juga sama tak terkendalikannya semburan gas di proyek ekstraksi panas bumi Mataloko hingga saat ini tanpa ada sanksi hukum, sehingga warga terus menjadi korban dan menderita. Begini, pola pengaruh H2S dalam tubuh manusia Pada saat H2S terhirup lewat saluran pernafasan, maka gas H2S akan mengiritasi selaput lendir yang menutupi saluran nafas”.
Lanjut Melky
“Jika seseorang menghirup udara yang telah tercampur dengan gas H2S, maka komposisi oksigen di dalam darah akan tergantikan oleh H2S, sehingga akan terjadi kekurangan oksigen pada sel tubuh. H2S yang tercampur dengan air pada paru-paru akan menghasilkan asam lemah. Asam lemah didalam paru-paru akan menyebabkan paru-paru melepuh dan bengkak. Akibat fatalnya adalah paru-paru akan melemah dan berhenti bekerja, sehingga seseorang dapat hilang kesadaran dan meninggal.” Paparnya
“Begini teman-teman, kita menganggap bahwa ekstraksi panas bumi ini sebagai energi alternatif pengganti fosil yang akan habis. Tapi dengan banyaknya dampak buruk yang akan ditimbulkan justru mengancan nyawa manusia. Ekstraksi Panasbumi ini sangat berpotensi menimbulkan bencana industri sehingga terancam tidak berkelanjutan. Lalu ekstraksi panas bumi ini sebenarnya untuk siapa ? Kepentingan siapa ?”