Menjadi seorang guru tentu bukanlah hal yang mudah, banyak tanggung jawab juga beban yang harus diselesaikan, baik dari segi administrasi perangkat pembelajaran maupun dari segi profesionalitas yakni memberi ilmu kepada siswa dengan berbagai macam pengetahuan.
Tidak sampai disitu saja, seorang guru pun dituntut untuk membentuk karakter siswa yang sesuai dengan norma yang ada. Dimana dewasa ini sebutannya adalah siswa harus memiliki karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Tidak hanya pandai dibidang akademik tetapi juga memiliki moral serta berbagai macam keterampilan sebagai bekal masa depan mereka.
Namun, seiring dengan perkembangan jaman sepertinya kondisi moral generasi muda kita semakin mengalami kemunduran. Ya, banyak kabar yang kita dengar dari berbagai media tentang adanya peredaran narkoba di kalangan pelajar, maraknya siswi yang harus keluar dari sekolah karena hamil diluar nikah akibat dari pergaulan bebas, ada siswa yang mencuri hanya untuk mengikuti gaya hedon dari lingkaran pergaulannya dan masih banyak lagi kabar miris lainnya.
Lantas bagaimana cara mengatasi perihal rusaknya moral siswa-siswi di era sekarang? Apakah harus menggunakan kekerasan agar mereka jera? Kekerasan bukanlah cara yang tepat untuk mendidik mereka, apalagi karakter anak sekarang semakin dikekang dan diberi tindakan kekerasan maka ia akan semakin memberontak.
Seperti yang selalu didengungkan oleh Menteri Pendidikan kita Pak Nadiem Makarim bahwa pelajar Indonesia harus memiliki karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini penting karena keprihatinan beliau dalam melihat moral anak bangsa di era sekarang sungguh memprihatinkan.
Dengan adanya projek terkait penguatan pendidikan karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila diharapkan akan mampu mengikis persoalan moral tersebut. Dilansir dari laman pelita.co.id ada beberapa pembiasan positif yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila untuk melatih moral anak-anak sejak dini di antaranya yaitu :
- Bersikap sopan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua;
- Saling membantu anggota keluarga lain ketika ada musibah;
- Tidak membeda-bedakan teman dalam pergaulan (pergaulan yang baik);
- Menghormati guru;
- Menjaga kebersihan sekolah dengan piket sesuai jadwal yang ditentukan;
- Menghargai adanya perbedaan pendapat ketika sedang bermusyawarah;
- Menghormati orang lain yang sedang beribadah menurut kepercayaan mereka masing-masing;
- Menjalankan prinsip gotong royong di masyarakat agar tercipta persatuan dan kesatuan;
- Saling menyayangi dan tidak saling membenci;
- Patuh pada perintah orang tua selama hal itu tidak melanggar aturan norma yang berlaku.
Dari beberapa contoh tersebut sepertinya merupakan hal-hal sepele yang sering dijumpai di lingkungan sekitar baik di sekolah, di rumah maupun di masyarakat. Namun, ada juga sebagian orang yang tidak bisa menjalankan hal-hal diatas dengan alasan prinsip hidup, pengalaman di masa lalu dan atau bahkan larangan dari oknum-oknum tertentu untuk tidak menjalankan hal-hal tersebut.
Apakah ada? Ada tetapi jumlahnya tidak banyak. Makanya kita sering terpancing ketika berhadapan dengan orang-orang yang demikian. Bisa dikatakan egois, tetapi apa yang dilakukan menurut mereka adalah satu hal yang wajar.
Peranan Guru dalam pembentukan Karakter Siswa
Seorang guru memiliki peranan penting, maka sebisa mungkin guru harus menjadi aktor terbaik bagi murid-murid di sekolah. Disadari atau tidak banyak dari mereka yang secara sengaja mengamati perilaku dari Bapak/Ibu Gurunya, baik di sekolah maupun dari sosial media guru jika mereka berteman juga di dunia maya.
Ya, banyak hal yang siswa perhatikan, mulai dari cara berpakaian rapi atau tidak, cara berjalan, cara berbicara, cara kita sholat ketika di sekolah kusyu’ atau tidak, cara kita mengikuti upacara bendera banyak bicara dengan rekan guru lain atau tidak, kedatangan kita ke sekolah sering terlambat atau tidak dan bahkan bahasa tubuh yang tidak kita sadari, juga masih banyak lagi detail lain yang menurut kita sepele tapi sangat menarik perhatian siswa.
Dari hal-hal sepele itulah kita bisa memberikan teladan yang baik bagi siswa bahkan setiap hari kita bisa melakukannya. Jika siswa melihat Bapak/Ibu Gurunya setiap hari dengan tampilan prima, disiplin, dan mampu memberikan teladan yang baik, maka perlahan tapi pasti siswa di sekolah semuanya akan merubah perilakunya seperti apa yang mereka lihat.
Dan disadari atau tidak, dari ratusan siswa yang ada di sekolah bisa jadi Anda memiliki “fans” atau idola bagi sebagian murid, entah dari kepribadian Anda, kepintaran Anda atau dari hal lain yang begitu menginspirasi siswa untuk mengidolakan Anda. Guru yang menjad idola mereka sangat besar dampaknya terhadap pembentukan karakter seorang siswa.
Dari beberapa teori para ahli juga mengatakan hal yang sama. Dilansir dari laman kabardariguru.wordpress.com ada beberapa teori yang mengatakan bahwa keteladanan guru menjadi sangat penting dalam pendidikan karakter siswa.
Seperti Mulyasa (2014) yang berpendapat bahwa keteladanan guru bisa membentuk kepribadian dari siswa. Selain itu, Noviatri (2014) juga sependapat bahwa keteladanan dari guru dalam hal kebaikan semuanya layak untuk ditiru siswa. Dari dua pendapat tersebut dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya dalam pembentuk karakter bisa kita awali dengan memberikan keteladanan terbaik dari diri seorang guru.
Latih mereka agar terbiasa berperilaku baik, maka di masa yang akan datang mereka akan terbiasa baik bahkan menjadi karakter dari siswa itu sendiri. Aturan dan tata tertib memang penting dan harus diberlakukan agar mereka bisa disiplin dan mampu bertanggungjawab terhadap kewajiban mereka di sekolah, namun pendekatan dengan penuh kasih sayang layaknya orang tua kepada anak pasti akan lebih mengetuk hati mereka agar menurut apa yang diperintahkan oleh guru.
Jadi, untuk mencetak generasi unggul yang berkarakter bisa dikatakan bahwa guru menjadi penentu utama. Jika gurunya baik, maka muridnya akan menjadi baik. Jika gurunya disiplin maka muridpun akan disiplin. Jika gurunya rajin menggalakkan literasi maka murid akan gemar membaca dan menulis.
Jika gurunya jujur, amanah, bertanggungjawab, maka muridpun akan termotivasi untuk melakukan hal yang sama seperti apa yang mereka lihat ketika di sekolah. Ingat, sekolah yang besar dan penuh fasilitas akan mampu mendukung proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan nyaman namun belum tentu mampu membentuk karakter siswa menjadi lebih baik, tetapi guru-guru yang hebat di manapun mereka berada pasti akan mampu mencetak generasi hebat yang memiliki karakter baik sesuai dengan amanat dari program Profil Pelajar Pancasila. Teruslah berbenah, jadi guru terbaik versi kita dan berikan teladan terbaik bagi anak didik kita