Literasi Digital – Kemunculan Artificial Intelligence (AI) membuat kita sebagai umat manusia benar-benar tidak bisa memprediksi masa depan. Teknologi seakan melesat begitu cepatnya tanpa memberikan kesempatan manusia untuk bersiap. Alih-alih menunggu, teknologi justru mampu menggeser peran-peran manusia yang tidak siap untuk menghadapi tsunami teknologi ini.
Seorang sejarawan Yuval Noah Harari mengatakan “Kita tengah menghadapi situasi unik dalam sejarah umat manusia, untuk pertama kalinya kita tidak memahami bagaimana gambaran pasar kerja pada 20 hingga 30 tahun mendatang”. Sebuah ungkapan yang sangat mencemaskan.
Sebelumnya kita sudah cukup di buat kelabakan dengan revolusi industri 4.0, dan saat ini kita sedang berada di tengah-tengah revolusi industri keempat atau yang bisa disebut Fourth Industrial Revolution (4IR). Hadirnya revolusi ini memberi dampak yang begitu signifikan bagi semua aspek kehidupan kita, seperti bisnis, pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan. Berbagai kecanggihan yang di tawarkan membuat kita was-was jika peran kita di dunia pekerjaan sudah tidak lagi penting.
Untuk itu, sebagai manusia yang punya banyak keterbatasan penting bagi kita untuk terus melatih dan mengembangkan skill kita. Kita tidak bisa hanya berdiam diri, lalu membiarkan semua kecanggihan teknologi mengambil peran-peran kita. Rendahnya literasi digital, akan mengakibatkan kemampuan kita untuk berjalan beriringan dengan teknologi. Dan akan semakin membiarkankan teknologi mengambil peran kita dalam dunia pekerjaan.
“Digital Literacy and Digital Citizenship : Competing or Complementary Conceptions?” oleh Jos van Hillegersberg dan Menno D.T. de Jong (2018), mengungkapkan bahwa literasi digital sangat penting dalam menghadapi era digital. Era digital membutuhkan skill khusus untuk mencari, memverifikasi dan menggunakan informasi secara efektif.
Dengan kemampuan literasi digital yang baik, akan membantu kita untuk dapat memahami dan memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan lebih efektif. Yang mana saat ini semua informasi dapat dengan mudah diakses secara online.
Namun, di Indonesia tingkat literasi digital masih sangat rendah. Dalam sebuah Survey Nasional Literasi Digital (SNLD) oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) pada tahun 2019, menunjukkan bahwa literasi digital di Indonesia masih sangat rendah, dengan skor rata-rata hanya mencapai 2,98 dari skala 5.
Tingkat literasi digital di wilayah perkotaan dan pedesaan juga menunjukan hasil yang berbeda, seperti yang di paparkan dalam survei yang Status Literasi Digital Indonesia 2021, menunjukkan bahwa antara masyarakat perkotaan dan pedesaan memiliki gap sekitar 2,7 persen dalam tingkat literasi digital.
Hal ini dapat disebabkan oleh terbatasnya akses internet bagi masyarakat pedesaan, infrastruktur yang kurang mendukung penggunaan digital seperti jaringan listrik, ketersediaan perangkat digital dan juga kemungkinan akses yang sulit di jangkau.
Kurangnya edukasi terhadap masyarakat tentang pentingnya literasi digital dan perbedaan budaya dengan masyarakat perkotaan juga menyebabkan minat mereka untuk mempelajari teknologi digital sangat kurang. Hal ini harus menjadi perhatian yang sangat penting, karena jika ingin bersaing di era digital ini, kita harus memiliki literasi digital yang baik.
Peran dunia pendidikan juga sangat di perlukan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang teredukasi dan juga meningkatkan kesadaran tentang pentingnya literasi digital, dan memberikan pemahaman tentang risiko dan tantangan yang terkait dengan penggunaan teknologi digital. Namun sebuah penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Pengelola Pendidikan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) pada tahun 2019, menunjukkan bahwa sebagian besar guru di Indonesia memiliki tingkat literasi digital yang masih rendah. Hanya 31% guru yang memiliki literasi digital tinggi, sedangkan 69% sisanya masih memiliki tingkat literasi digital yang rendah.
Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat literasi digital dunia Pendidikan, khususnya guru dan tenaga kependidikan harus segera ditingkatkan. Karena rendahnya literasi digital akan mempengaruhi segala aspek kehidupan yang serba digital ini.
Dalam sebuah jurnal yang berjudul “Digital Literacy for Students: A Case Study of Indonesian Universities” oleh Wahyu Wibowo dan Djoko Sutopo (2019). Jurnal ini mengungkapkan bahwa kemampuan literasi digital tidak hanya penting dalam mempersiapkan mahasiswa untuk dunia kerja yang semakin terdigitalisasi, tetapi juga dalam memfasilitasi pembelajaran yang lebih efektif dan interaktif.
Penulis juga mengemukakan bahwa sangat penting bagi universitas dan institusi pendidikan di Indonesia untuk mengintegrasikan literasi digital ke dalam kurikulum mereka, sehingga mahasiswa atau siswa dapat memperoleh skill yang relevan dengan tuntutan pasar kerja saat ini. Selain itu, institusi pendidikan juga harus memfasilitasi akses mahasiswa terhadap teknologi digital dan mengembangkan program pelatihan literasi digital yang lebih efektif.
Namun, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa literasi digital bagi para siswa di Indonesia masih cukup rendah. tingkat literasi siswa ini juga dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti kemampuan ekonomi, kemampuan para siswa yang berbeda-beda dalam berteknologi, dan juga wilayah dimana para siswa ini tinggal. Dalam sebuah penelitian yang berjudul “Digital Literacy of Indonesian High School Students: A Study on Urban and Rural Areas” oleh Ida Farida dan Umi Narimawati (2020) menunjukan bahwa tingkat literasi digital siswa di Indonesia masih cukup rendah, peniliti juga mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan dari tingkat literasi siswa di perkotaan dan pedesaan.
Tingkat kemampuan yang berbeda juga menjadi faktor terhadap kurangnya literasi bagi siswa di Indonesia. Sebuah jurnal dengan judul “Education Inequality between Rural and Urban Areas in Indonesia” oleh Teguh Yuwono dan Hana Pangestika (2019), mengungkapkan bahwa ada perbedaan tingkat kemampuan bagi siswa di perkotaan dan di pedesaan.
Siswa di perkotaan dinilai memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa di pedesaan. Selain itu, siswa di perkotaan juga memiliki kemampuan literasi dan numerasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa di pedesaan.
Dalam hal ini diperlukan adanya upaya yang serius untuk meningkatkan literasi digital bagi para siswa, terutama di wilayah pedesaan yang mana keterbatasan akses dan infrastruktur membuat siswa di pedesaan kurang teredukasi dalam hal literasi digital ini. Selain itu peran orang tua juga sangat penting dalam tingkat kemampuan siswa.
Dalam sebuah penelitian yang berjudul “Parental Involvement and Children’s Academic Achievement: A Meta-Analysis” oleh Keith Robinson dan Angel L. Harris (2015). menunjukan bahwa peran orang tua sangat penting pada pendidikan dan kinerja akademik anak. Oleh karena itu, orang tua diharapkan dapat lebih mengambil peran dan mendukung pendidikan anak-anak mereka, baik melalui dukungan emosional, dukungan akademik, maupun pengawasan yang positif.
Untuk itu, pemahaman orangtua terhadap literasi digital juga sangat diperlukan di era digital ini. Dengan orangtua yang semakin paham literasi digital, maka diharapkan para orangtua juga dapat membantu mengedukasi dan memberikan arahan kepada anak-anaknya dalam berteknologi.
Sebuah jurnal oleh Agustinus Heru Santoso dan Ahmad Zakaria (2020), dengan judul “Tingkat Literasi Digital Orang Tua dan Dampaknya terhadap Keterampilan Digital Anak dalam Belajar” menunjukan bahwa tingkat literasi digital orang tua memiliki peran yang sangat penting terhadap keterampilan digital anak dalam belajar.
Namun, Tingkat literasi digital orang tua di Indonesia masih relatif rendah meskipun penggunaan teknologi digital semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tingkat Pendidikan orangtua, faktor usia, dan juga pengalaman menggunakan teknologi digital.
Dalam upaya meningkatkan literasi digital bagi dunia pendidikan ini di perlukan upaya yang berkesinambungan dan konsisten. Dunia pendidikan perlu segera berbenah untuk mengatasi era digital yang sudah sangat cepat berkembang ini. Sudah saatnya pendidikan merevolusi system yang selama ini sudah berjalan.
Para guru dan tenaga kependidikan sebagai peran penting bagi dunia pendidikan sudah saatnya dibekali dengan pemahaman dan keterampilan dalam menggunakan teknologi digital ini. Dengan begitu peran guru dalam mendidik tidak dapat digantikan oleh kemajuan teknologi.
Selain itu, pengembangan diri juga sangat diperlukan, agar para guru juga mampu menyesuaikan diri dengan sistem pendidikan yang bisa berubah kapan saja. Dengan guru yang memiiki literasi digital dengan baik, diharapkan akan meningkatkan kemampuan guru dalam belajar mengajar.
Untuk itu, perlu fasilitas yang dari pihak sekolah atau Pemerintah dalam menyediakan perangkat teknologi yang memadai untuk guru agar dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran, seperti laptop, tablet, atau perangkat lunak pendidikan.
Para siswa juga perlu diedukasi agar dapat menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggungjawab, serta dapat memanfaatkan teklonogi dalam proses belajar. Dunia pendidikan juga perlu menambah kurikulum literasi digital untuk membantu siswa dalam memahami teknologi digital, termasuk bagaimana teknologi tersebut bekerja dan bagaimana cara menggunakan teknologi dengan baik dan aman.
Selain itu, kurikulum literasi digital bisa membantu mempersiapkan siswa untuk masa depan yang semakin digital. Dengan memiliki keterampilan digital yang baik, siswa akan lebih siap untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
Tentu saja orang tua juga perlu dipersiapkan untuk menghadapi tantangan ini. Para orangtua perlu mendapat pelatihan khusus tentang bagaimana memanfaatkan dan menggunakan tekonologi dengan baik dan aman, dan juga para orangtua perlu diedukasi tentang resiko-resiko kejahatan yang mungkin bisa saja terjadi di era digital ini. Sehingga diharapkan para orangtua bisa mendampingi dan mengawasi para siswa dalam menggunakan fasilitas teknologi.
“Kemajuan teknologi selalu menghasilkan konsekuensi yang tak terduga, baik yang positif maupun negatif. Untuk memanfaatkan teknologi secara bijak dan memberikan dampak positif pada manusia, kita perlu lebih banyak lagi berpikir secara kritis dan kreatif, serta menerapkan etika yang baik dalam setiap tahapannya.” (Yuval Noah Harari, “21 Lessons for the 21st Century”, 2018)
Kesimpulannya, Pendidikan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesejahteraan manusia, baik secara individu maupun masyarakat. Dalam hal ini Pendidikan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia.
Di era yang serba digital ini, pendidikan juga berperan sangat penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia untuk dapat bersaing di dunia kerja, dan melahirkan individu untuk siap menghadapi kemajuan teknologi yang terus berrkembang ini.
Pendidikan juga mengambil peran dalam mengedukasi masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di wilayah pedesaan untuk memahami dan memanfaatkan teknologi secara bijak dan aman. Dengan hal ini pendidikan juga dapat memainkan peran kunci dalam mengurangi kesenjangan digital antara masyarakat yang berbeda.
Dengan menyediakan akses yang sama terhadap teknologi dan keterampilan digital, pendidikan dapat membantu mengurangi kesenjangan dan meningkatkan inklusivitas sosial dan ekonomi.
Oleh : Muttaqin Kholis Ali,M.Pd.T.
Guru Komputer SMAN 1 Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara